Jumat, 23 September 2011

SELAMI LEBIH DALAM

Kesaksian malam buntu
Segala canda tawa
Bikin malam pecah berderai
Kuserahkan padamu
Sekumtum melati
Berjabat kau dan aku

Tapi tidak di sini, di kalbuku
Mestinya lebih dalam ruang kau masuki
Masih banyak darah bercecer
Luka tak pernah kering
Pedih!
Perih!
Menjadi buah sangsi

Telaga ini begitu dalam
Selami sendiri
Agar kau tahu
Apa yang hilang


Muara Bungo, 15 September 2011

Kamis, 22 September 2011

BILA SAATNYA TIBA

Bila serinai sangkakala bersuara
Nada-nada mengalun menulikan telinga
Matahari  enggan mengintip
Dari biliknya di timur
Rembulan pulas berselimut api
Gunung dan bukit-bukit berhamburan seperti kapas
Mendarat bebas menerpa segerombolan anai-anai
Mendidih samudera dan sungai-sungai
Mengepul meninggalkan padang tandus
Anai-anai berserakan tak berhingga

Masyar
Kehidupan menjamur di atas gurun
Matahari tertawa di atas ubun-ubun
Bocah-bocah mungil bermata bening
Berlari-lari riang
Memanggul kantung-kantung tirta
Tersenyumlah, berbahagialah ibunda bermahkota mulia

Saatnya telah tiba
Kesaksian dan pengadilan sejati
Akhirat !
Semua bicara jujur dan mahabenar

Hisab !
Rambut terbelah tujuh
Titian menuju jannah
Melintas membelah nar

Hey !
Orang-orang berjatuhan
Terperangkap samudera darah dan nanah merah
Busuk menyengat hidung sesak
Lidah-lidah api menjilat binal
Erang dan jeritan tindih-menindih
Tiada terkira maha pedih derita menyayat-nyayat

Ada pula yang tersenyum
Di taman-taman firdaus
Bunga-bunga bermekaran
Sungai-sungai madu mengalir di tengahnya
Amboy  !
Indahnya.

                                                Muara Bungo, 18 September 2011